Asuhan Keperawatan Hepatitis
Untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan
Medical Bedah
Oleh:
Kelompok 1:
1.
Achmad
Sairul M
2.
Diah
Ayu Adhi Novita
3.
Meilindasari
4.
Dewi
Ramadani
YAYASAN
STIKES BHAKTI BANGSA MEDIKA
PRODI S1 KEPERAWATAN
KOTA
PROBOLINGGO
Tahun 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat, nikmat, dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan
penulisan makalah ini. Dengan penulisan makalah ini semoga dapat dijadikan sebuah sarana sebagai
penunjang pembelajaran.
Kami mengucapkan
terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1.
Drs. H. M. Sujono, MM Selaku Ketua Stikes Bhakti Bangsa Medika
Probolinggo.
2.
Teman- yang telah belerka
sama dalampembuatan makalah ini.
3.
Evi Risti M. S. Kep, Ners selaku dosen pengajar mata kuliah Keperawatan
Medical Bedah
4.
Teman-teman yang telah bekerja sama dalam
pembuatan makalah ini.
Kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan di masa yang akan
datang.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB I...... PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang .............................................................................. 5
B.
Rumusan
Masalah ......................................................................... 6
C.
Tujuan
............................................................................................ 6
D.
Manfaat
......................................................................................... 6
BAB II..... LAPORAN
PENDAHULUAN
A.
Pengertian Hepatitis ....................................................................... 7
B.
Anatomi
Fisiologi Hati .................................................................. 8
C.
Manifestasi
Klinis Hepatitis.......................................................... 10
D.
Etiologi
Hepatitis.................................................................... ..... 12
E.
Patofisiologi
Hepatitis.................................................................. 12
F.
Klasifikasi
Hepatitis ..................................................................... 14
G.
Komplikasi
Hepatitis.................................................................... 17
H.
Pemeriksaan
Diagnostik................................................................ 18
I.
Pencegahan
Hepatitis.................................................................... 19
J.
Penatalaksanaan
Medis................................................................. 20
K.
Pengobatan Penyakit Hepatitis.................................................... 21
BAB III... ASUHAN
KEPERAWATAN PADA PASIEN HEPATITIS
A.
Pengkajian
................................................................................................. 22
B.
Diagnosa Keperawatan............................... ............................................... 24
C.
Intervensi dan Rasional ............................................................................. 24
D.
Implementasi ............................................................................................. 31
E.
Evaluasi ..................................................................................................... 33
BAB IV .. PENUTUP
A.
Kesimpulan .............................................................................................. 34
B.
Saran ........................................................................................................ 34
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Hepatitis
virus akut merupakan penyakit infeksi yang penyebarannya luas dalam tubuh
walaupun efek yang menyolok terjadi pada hepar. Telah ditemukan 5 kategori
virus yang menjadi agen penyebab yaitu Virus Hepatitis A (HAV), Virus Hepatitis
B (HBV), Virus Hepatitis C (HCV), Virus Hepatitis D (HDV), Virus Hepatitis E (HEV).
Walaupun
kelima agen ini dapat dibedakan melalui petanda antigeniknya, tetapi kesemuanya
memberikan gambaran klinis yang mirip, yang dapat bervariasi dari keadaan sub
klinis tanpa gejala hingga keadaan infeksi akut yang total.
Bentuk
hepatitis yang dikenal adalah HAV ( Hepatitis A ) dan HBV (Hepatitis B). kedua
istilah ini lebih disukai daripada istilah lama yaitu hepatitis infeksiosa dan
hepatitis serum, sebab kedua penyakit ini dapat ditularkan secara parenteral
dan non parenteral.
Hepatitis
virus yang tidak dapat digolongkan sebagai Hepatitita A atau B melalui
pemeriksaan serologi disebut sebagai Hepatitis non-A dan non-B (NANBH) dan saat
ini disebut Hepatitis C (Dienstag, 1990). Selanjutnya ditemukan bahwa jenis
hepatitis ini ada 2 macam, yang pertama dapat ditularkan secara parenteral
(Parenterally Transmitted) atau disebut PT-NANBH dan yang kedua dapat
ditularkan secara enteral (Enterically Transmitted) disebut ET-NANBH (Bradley,
1990; Centers for Disease Control, 1990). Tata nama terbaru menyebutkan
PT-NANBH sebagai Hepatitis C dan ET-NANBH sebagai Hepatitia E (Bradley,1990;
Purcell, 1990).
Virus
delta atau virus Hepatitis D (HDV) merupakan suatu partikel virus yang
menyebabkan infeksi hanya bila sebelumnya telah ada infeksi Hepatitis B, HDV
dapat timbul sebagai infeksi pada seseorang pembawa HBV.
Hepatitis
menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting tidak hanya di Amerika tetapi
juga diseluruh Dunia. Penyakit ini menduduki peringkat ketiga diantara semua
penyakit menular yang dapat dilaporkan di Amerika Serikat (hanya dibawah
penyakit kelamin dan cacar air dan merupakan penyakit epidemi di kebanyakan
negara-negara dunia ketiga. Sekitar 60.000 kasus telah dilaporkan ke Center for
Disease Control di Amerika Serikat setiap tahun, tetapi jumlah yang sebenarnya
dari penyakit ini diduga beberapa kali lebih banyak. Walaupun mortalitas akibat
hepatitis virus ini rendah, tetapi penyakit ini sering dikaitkan dengan angka
morbiditas dan kerugian ekonomi yang besar.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari penyakit Hepatitis ?
2. Bagaimana anatomi dan fisiologi Hepar ?
3. Apa saja manifestasi klinis dari
penyakit Hepatitis ?
4. Apa etiologi dari penyakit Hepatitis ?
5. Bagaimana patofisiologi dari penyakit
Hepatitis ?
6. Bagaimana klasifikasi dari penyakit Hepatitis
?
7. Apa saja komplikasi dari penyakit
Hepatitis ?
8. Apa saja pemeriksaan diagnostic dari
penyakit Hepatitis ?
9. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Pasien
dengan Hepatitis ?
C.
Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian penyakit Hepatitis
2. Mengetahui anatomi dan fisiologi dari
Hepar
3. Mengetahui manifestasi klinis dari
penyakit Hepatitis
4. Mengetahui etiologi dari penyakit
Hepatitis
5. Mengetahui patofisiologi dari penyakit
Hepatitis
6. Mengetahui klasifikasi dari penyakit
Hepatitis
7. Mengetahui komplikasi dari penyakit Hepatitis
8. Mengetaui pemeriksaan diagnostic dari
penyakit Hepatitis
9. Mengetahui Asuhan Keperawatan pada
Pasien dengan Hepatitis
D.
Manfaat
Dalam penulisan makalah ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi:
1.
Mahasiswa, semoga dapat dijadikan salah satu
referensi untuk belajar
2.
Dosen, semoga dapat dijadikan salah satu sarana untuk mengukur kemampuan penulis dalam
membuat sebuah makalah
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
A.
Pengertian
Hepatitis
adalah suatu peradangan pada hati yang terjadi karena toksin seperti; kimia
atau obat atau agen penyakit infeksi (Asuhan keperawatan pada anak, 2002; 131)
Hepatitis virus akut meupakan penyakit infeksi yang
penyebarannya luas dalam tubuh walaupun efek yang menyolok terjadi pada hati
dgn memberikan gambaran klinis yang mirip yang dapat berfariasi dari keadaan
subklinis tanpa gejala hingga keadaan infeksi akut yang fatal. (Sylvia A.
price, 1995; 439).
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada
jaringan yang dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik
terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi, 1999).
Hati terletak di bawah
diafragma kanan, dilindungi bagian bawah tulang iga kanan. Hati normal kenyal dengan
permukaannya yang licin (Chandrasoma, 2006). Hati merupakan kelenjar tubuh yang
paling besar dengan berat 1000-1500 gram. Hati terdiri dari dua lobus utama,
kanan dan kiri. Lobus kanan dibagi menjadi segmen anterior dan posterior, lobus
kiri dibagi menjadi segmen medial dan lateral oleh ligamentum Falsiformis
(Noer, 2002).
Setiap lobus dibagi
menjadi lobuli. Setiap lobulus merupakan badan heksagonal yang terdiri atas
lempeng-lempeng sel hati berbentuk kubus mengelilingi vena sentralis. Diantara
lempengan terdapat kapiler yang disebut sinusoid yang dibatasi sel kupffer. Sel
kupffer berfungsi sebagai pertahanan hati (Price, 2006). Sistem biliaris
dimulai dari kanalikulus biliaris, yang merupakan saluran kecil dilapisi oleh
mikrovili kompleks di sekililing sel hati. Kanalikulus biliaris membentuk
duktus biliaris intralobular, yang mengalirkan empedu ke duktus biliaris di
dalam traktus porta (Chandrasoma, 2006)
Fungsi dasar hati dibagi
menjadi :
1.
Fungsi
pembentukan dan ekskresi empedu.
2.
Fungsi metabolic
3.
Fungsi
pertahanan tubuh
4.
Fungsi
vaskular hati
a. Fungsi Pembentukan dan Ekskresi Empedu
Hal
ini merupakan fungsi utama hati. Saluran empedu mengalirkan, kandungan empedu
menyimpan dan mengeluarkan ke dalam usus halus sesuai yang dibutuhkan. Hati
mengekskresikan sekitar 1 liter empedu tiap hari. unsur utama empedu adalah air
(97%), elektrolit, garam empedu fosfolipid, kolesterol dan pigmen empedu
(terutama bilirubin terkonjugasi). Garam empedu penting untuk pencernaan dan
absorbsi lemak dalam usus halus. Oleh bakteri usus halus sebagian besar garam
empedu direabsorbsi dalam ileum, mengalami sirkulasi ke hati, kemudian
mengalami rekonjugasi dan resekresi. Walaupun bilirubin (pigmen empedu)
merupakan hasil akhir metabolisme dan secara fisiologis tidak mempunyai peran
aktif, ia penting sebagai indikator penyakit hati dan saluran empedu, karena
bilirubin cenderung mewarnai jaringan dan cairan yang berhubungan dengannya.
b. Fungsi Metabolik
Hati
memegang peranan penting pada metabolisme karbohidrat, protein, lemak, vitamin
dan juga memproduksi energi dan tenaga. Zat tersebut di atas dikirim melalui
vena porta setelah diabsorbsi oleh usus. Monosaksarida dari usus halus diubah
menjadi glikogen dan di simpan dalam hati (glikogenesis). Dari depot glikogen
ini mensuplai glukosa secara konstan ke darah (glikogenesis) untuk memenuhi
kebutuhan tubuh. Sebagian glukosa dimetabolisme dalam jaringan unuk
menghasilkan panas atau tenaga (energi) dan sisanya diubah menjadi glikogen,
disimpan dalam otot atau menjadi lemak yang disimpan dalam jaringan subcutan.
Hati juga mampu menyintetis glukosa dari protein dan lemak (glukoneogenesis).
Peran
hati pada metabolisme protein penting untuk hidup. Protein plasma, kecuali
globulin gamma, disintetis oleh hati. Protein ini adalah albumin yang diperlukan
untuk mempertahankan tekanan osmotik koloid, fibrinogen dan faktor-faktor
pembekuan yang lain.
c. Fungsi Pertahanan Tubuh
Terdiri
dari fungsi detoksifikasi dan fungsi perlindungan, dimana fungsi detoksifikasi
oleh enzim-enzim hati yang melakukan oksidasi, reduksi, hidrolisis atau
konjugasi zat yang memungkinkan membahayakan dan mengubahnya menjadi zat yang
secara fisiologis tidak aktif. Fungsi perlindungan dimana yang berperanan
penting adalah sel kuffer yang berfungsi sebagai sistem endoteal yang
berkemampuan memfagositosis dan juga menghasilkan immunolobulin.
d. Fungsi Vaskuler Hati
Setiap
menit mengalir 1200 cc darah portal ke dalam hati melalui sinusoid hati,
seterusnya darah mengalir ke vena sentralis dan menuju ke vena hepatika untuk
selanjutnya masuk ke dalam vena kava inferior. Selain itu dari arteria hepatika
mengalir masuk kira-kira 350 cc darah. Darah arterial ini akan masuk dan
bercampur dengan darah portal. Pada orang dewasa jumlah aliran darah ke hati
diperkirakan mencapai 1500 cc tiap menit.
C. Manifestasi
Klinis
Semua hepatitis Virus mempunyai gejala yang hampir sama,
sehingga secara klinis hampir tidak mungkin dibedakan satu sama lain. Dokter
hanya dapat memperkirakan saja jenis hepatitis apa yang di derita pasiennya dan
untuk membedakannya secara pasyi masih diperlukan bantuan melalui pemeriksaan
darah penderita.gejala penderita hepatitis virus mula mula badanya terasa
panas, mual dan kadang-kadang muntah, setelah beberapa hari air seninya
berwarna seperti teh tua, kemudian matanya terlihat kuning, dan akhirnya
seluruh kulit tubuh menjadi kuning. Pasien hepatitis virus biasnya dapat sembuh
setelah satu bulan. Hampir semua penderita hepatitis A dapat sembuh dengan
sempurna, sedangkan penderita hepatitis C dapat menjadi kronis. Mengenai hepatitis
delta dan E belum dapat di ketahui
sevara pasti bagaimana perjalanan penyakitnya.
Sebagian besar penderita hepatitis B akan sembuh sempurna,
tetapi sebagian kecil (kira-kira 10%) akan mengalami kronis (menahun) atau
meninggal.penderita hepatitis B yang menahun setelah 20-40 tahun kemudian ada
kemungkinan hatinya mengeras(sirosis), dan ada pula yang berubah menjadi kanker
hati.
Gambaran klinis hepatitis virus dapat berkisar dari asimtomatik sampai penyakit
yang mencolok, kegagalan hati, dan kematian. Terdapat tiga stadium pada semua
jenis hepatitis yaitu :
a. Stadium prodromal, disebut periode praikterus,
dimulai setelah periode masa tunas virus selesai dan pasien mulai
memperlihatkan tanda-tanda penyakit. Stadium ini disebut praikterus karena
ikterus belu muncul. Antibodi terhadap virus biasanya belum dijumpai, stdium
ini berlangsung 1-2 minggu dan ditandai oleh :
- Malese umum
- Anoreksia
- Sakit kepala
- Rasa malas
- Rasa lelah
- Gejala-gejala infeksi saluran nafas atas
- Mialgia (nyeri otot)
b. Stadium ikterus. Dapat berlangsung 2-3 minggu atau
lebih, pada sebagia besar orang stadium ini ditandai oleh timbulnya ikterus,
manifestasi lainnya adalah:
- Memburuknya semua gejala yang ada
pada stadium prodromal
- Pembesaran dan nyeri hati
- Splenomegali
- Mungkin gatal ( pruritus ) dikulit
c. Stadium pemulihan. Biasanya timbul dalam 2-4 bulan,
selama periode ini:
- Gejala-gejala mereda termasuk
ikterus
- Nafsu makan pulih
- Apabila tedapat splenomegali, akan segera mengecil
D.
Etiologi
Dua
penyebab utama hepatitis adalah penyebab virus dan penyebab non virus.
Sedangkan insidensi yang muncul tersering adalah hepatitis yang disebabkan oleh
virus.
1.
Hepatitis virus dapat dibagi ke dalam hepatitis :
a) Virus Hepatitis A (HAV)
b) Virus Hepatitis B (HBV)
c) Virus Hepatitis C (HCV)
d) Virus Hepatitis D (HDV)
e) Virus Hepatitis E (HEV)
Semua jenis virus tsb merupakan
virus RNA kecuali virus hepatitis B yang merupakan virus DNA
2. Hepatitis
non virus yaitu :
a)
Alkohol
Menyebabkan alkohol hepatitis dan
selanjutnya menjadi alkohol sirosis.
b)
Obat-obatan
Menyebabkan toksik untuk hati,
sehingga sering disebut hepatitis toksik dan
hepatitis akut.
c)
Bahan Beracun (Hepatotoksik)
d) Akibat
Penyakit lain (Reactive Hepatitis)
E.
Patofisiologi
Inflamasi yang menyebar pada hepar
(hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap
obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit fungsional dasar dari hepar disebut
lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai darah sendiri. Sering dengan
berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu. Gangguan
terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan
kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi
rusak dibuang dari tubuh oleh respon sistem imun dan digantikan oleh sel-sel
hepar baru yang sehat. Oleh karenanya, sebagian besar klien yang mengalami
hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal.
Inflamasi pada hepar karena invasi
virus akan menyebabkan peningkatan suhu badan dan peregangan kapsula hati yang
memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut kuadran kanan atas. Hal ini
dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati.
Timbulnya ikterus karena kerusakan
sel parenkim hati. Walaupun jumlah billirubin yang belum mengalami konjugasi
masuk ke dalam hati tetap normal, tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan
duktuli empedu intrahepatik, maka terjadi kesukaran pengangkutan billirubin
tersebut didalam hati. Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal konjugasi.
Akibatnya billirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus,
karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi pada
duktuli, empedu belum mengalami konjugasi (bilirubin indirek), maupun bilirubin
yang sudah mengalami konjugasi (bilirubin direk). Jadi ikterus yang timbul
disini terutama disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi dan
eksresi bilirubin.
Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat (abolis). Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat dieksresi ke dalam kemih, sehingga menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang akan menimbulkan gatal-gatal pada ikterus.
Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat (abolis). Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat dieksresi ke dalam kemih, sehingga menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang akan menimbulkan gatal-gatal pada ikterus.

F.
Klasifikasi
Terdapat
dua jenis virus yang menjadi penyebab yaitu RNA (Ribo Nucleic Acid) dan DNA
(Deoksi Nucleic Acid).
1.
HepatitisA/Hepatitis infeksius
Sering kali infeksi hepatitis A pada anak-anak tidak menimbulkan gejala,
sedangkan pada orang dewasa menyebabkan gejala mirip flu, rasa lelah, demam,
diare, mual, nyeri perut, mata kuning dan hilangnya nafsu makan. Penyakit ini
ditularkan terutama melalui kontaminasi oral fekal akibat higyne yang buruk
atau makanan yang tercemar.Gejala hilang sama sekali setelah 6-12 minggu. Orang
yang terinfeksi hepatitis A akan kebal terhadap penyakit tersebut. Berbeda
dengan hepatitis B dan C, infeksi hepatitis A tidak berlanjut ke hepatitis
kronik. Masa inkubasi 30 hari.Penularan melalui makanan atau minuman yang
terkontaminasi feces pasien, misalnya makan buah-buahan, sayur yang tidak
dimasak atau makan kerang yang setengah matang. Minum dengan es batu yang
prosesnya terkontaminasi.
Saat ini sudah ada vaksin hepatitis A, memberikan kekebalan selama 4 minggu setelah suntikan pertama, untuk kekebalan yang panjang diperlukan suntikan vaksin beberapa kali. Pecandu narkotika dan hubungan seks anal, termasuk homoseks merupakan risiko tinggi tertular hepatitis A.
Saat ini sudah ada vaksin hepatitis A, memberikan kekebalan selama 4 minggu setelah suntikan pertama, untuk kekebalan yang panjang diperlukan suntikan vaksin beberapa kali. Pecandu narkotika dan hubungan seks anal, termasuk homoseks merupakan risiko tinggi tertular hepatitis A.
2.
HepatitisB/hepatitis
serum
Virus hepatitis B adalah suatu virus DNA untai ganda yang disebut partikel
dane. Virus ini memiliki sejumlah antigen inti dan antigen permukaan yang telah
diketahui secara rinci dapat diidentifikasikan dari sampel darah hasil
pemeriksaan lab.hepatitis B memiliki masa tunas yang lama, antara 1 – 7 bulan
dengan awitan rata-rata 1-2 bulan. Sekitar 5-10% orang dewasa yang terjangkit
hepatitis B akan mengalami hepatitis kronis dan terus mengalami peradangan hati
selama lebih dari 6 bulan. Gejalanya mirip hepatitis A, mirip flu, yaitu
hilangnya nafsu makan, mual, muntah, rasa lelah, mata kuning dan muntah serta
demam. Penularan dapat melalui jarum suntik atau pisau yang terkontaminasi,
transfusi darah dan gigitan manusia.
Pengobatan dengan interferon alfa-2b dan lamivudine, serta imunoglobulin yang mengandung antibodi terhadap hepatitis-B yang diberikan 14 hari setelah paparan. Vaksin hepatitis B yang aman dan efektif sudah tersedia sejak beberapa tahun yang lalu. Yang merupakan risiko tertular hepatitis B adalah pecandu narkotika, orang yang mempunyai banyak pasangan seksual.
Pengobatan dengan interferon alfa-2b dan lamivudine, serta imunoglobulin yang mengandung antibodi terhadap hepatitis-B yang diberikan 14 hari setelah paparan. Vaksin hepatitis B yang aman dan efektif sudah tersedia sejak beberapa tahun yang lalu. Yang merupakan risiko tertular hepatitis B adalah pecandu narkotika, orang yang mempunyai banyak pasangan seksual.
3.
Hepatitis C
Hepatitis c
diidentifikasi pada tahun 1989.cara penularan virus RNA tersebut sama dengan
hepatitis B dan terutama ditularkan melalui transfusi darah dikalangan penduduk
amerika serikat sebelum ada penapisan. Virus ini dapat dijumpai dalam semen dan
sekresi vagina tetapi jarang sekali pasangan seksual cukup lama dari pembawa
hepatitis C terinfeksi dengan virus ini. Masa tunas hepatitis C berkisar dari 15 sampai 150 hari, dengan rata-rata 50
hari. Karena gejalanya cenderung lebih ringan dari hepatitis B, invidu mugkin
tidak menyadari mereka mengidap infeksi serius sehingga tidak datang ke
pelayanan kesehatan. Antibody terhadap virus hepatitis C dan virus itu sendiri
dapat di deteksi dalam darah, sehingga penapisan donor darah efektif. Adanya
antibody terhadap virus hepatitis C
tidak berarti
stadium kronis tidak terjadi saat ini belum tersedia vaksin hepatitis C.
4.
Hepatitis D
Hepatitis D Virus ( HDV ) atau virus delta adalah virus yang unik, yang
tidak lengkap dan untuk replikasi memerlukan keberadaan virus hepatitis B.
Penularan melalui hubungan seksual, jarum suntik dan transfusi darah. Gejala
penyakit hepatitis D bervariasi, dapat muncul sebagai gejala yang ringan
(ko-infeksi) atau amat progresif. agen hepatitis D ini meningkatkan resiko
timbulnya hepatitis Fulminan, kegagalan hati dan kematian. Pencegahan dapat
dilakukan dengan menghindari virus hepatitis B.
5.
Hepatitis E
Virus ini
adalah suatu virus RNA yang terutama ditularkan melalui ingesti air yang tercemar. Gejala mirip hepatitis A,
demam pegel linu, lelah, hilang nafsu makan dan sakit perut. Penyakit yang akan
sembuh sendiri ( self-limited ), keculai bila terjadi pada kehamilan, khususnya
trimester ketiga, dapat mematikan. Penularan melalui air yang terkontaminasi
feces.
Tabel Virus Hepatitis Yang Dikenali
Saat Ini
Jenis
|
Penularan
|
Prognosis
|
Diagnosis
|
Hepatitis A
|
Oral atau fekal
|
Biasanya sembuh sendiri
|
Antibody hepatitis A ; IgM(stadium dini),IgG(stadium
lanjut)
|
Hepatitis B
|
Ditularkan melalui darah,khususnya dari ibu ke anak.
Juga ditularkan melalui hubungan seksual
|
Biasanya sembuh sendiri.10% diantaranya dapat
menjadi hepatitis B kronis atau fulminan.
|
Antigen permukaan hepatitis B (HbsAg) dan antigen
inti(HbeAg) yang diikuti dengan antibody terhadap antigen permukaan hepatits
B dan antigen inti.
|
Heparitis C
|
Ditularkan melalui darah ( angkat penularan melalui
hubungan kelamin rendah).
|
50% dapat menjadi infeksi kronis
|
Antibody hepatitis C
|
Hepatitis D
|
Ditularkan melalui darah.ko-infeksi hanya dengan
hepatitis B
|
Meningkatkan kemungkinan perburukan hepatitis B
|
Antigen hepatitis D, antibody hepatitis D.
|
Hepatitis E
|
Air tercemar, oral atau fekal
|
Biasanya sembuh sendiri, tetapi menimbulkan angka
kematian tinggi pada wanita hamil
|
Pengukuran virus hepatitis E
|
G.
Komplikasi
1.
Edema serebral,
gagal ginjal, gangguan elektrolit, gangguan pernafasan, hipoglikemi, hipotensi
dan sepsis
2.
Sindroma
Guilain Baire
3.
Hepatitis kronik
persisten
4.
Hepatitis
agresif
5.
Perkembangan
karsinoma hepato seluler
6.
Ensefalopati hepatic terjadi pada kegagalan
hati berat yang disebabkan oleh akumulasi amonia ini lebih banyak ditemukan
pada alkoholik.
Penyakit hepatitis kadang-kadang
dapat timbul sebagai komplikasi leptospirosis, sifilis, tuberculosis,
toksoplasmosis, dan amebiasis, yang kesemuanya peka terhadap pengobatan khusus.
Penyebab noninfeksiosa meliputi penyumbatan empedu, sirosis empedu primer,
keracunan obat, dan reaksi hipersensitivitas obat. Komplikasi akibat hepatitis
A hampir tidak ada, keculai pada para lansia atau seseorang yang memang sudah
mengidap penyakit kronis hati atau sirosis.
H. Pemeriksaan
Diagnostik
1.
Laboratorium
a.
Pemeriksaan
pigmen
1)
Urobilirubin
direk
2)
bilirubun
serum total
3)
bilirubin urine
4)
urobilinogen
urine
5)
urobilinogen
feses
b.
Pemeriksaan
protein
1)
protein
totel serum
2)
albumin serum
3)
globulin serum
4)
HbsAG
c.
Waktu protombin
1)
Respon waktu protombin terhadap vitamin K
2)
Pemeriksaan serum transferase dan transaminase
3)
AST atau SGOT
4)
ALT atau SGPT
5)
LDH
6)
Amonia serum
d.
Radiologi
1)
foto rontgen abdomen
2)
pemindahan
hati denagn preparat technetium, emas, atau rose bengal yang berlabel
radioaktif
3)
kolestogram dan kalangiogram
4)
arteriografi pembuluh darah seliaka
e.
.Pemeriksaan
tambahan
1)
Laparoskopi
2)
biopsi hati
I.
Pencegahan
Pencegahan terhadap hepatitis virus ini adalah sangat penting karena sampai saat ini belum ada obat yang dapat membunuh virus, sehingga
satu-satunya jalan untuk mencegah
hepatitis virus adalah dengan vaksinasi, tetapi pada saat ini baru ada vaksin
hepatitis B saja, karena memang Hepatitis B sajalah yang paling banyak
diselidiki baik mengenai perjalanan
penyakitnya maupun komplikasinya.
Saat ini di
seluruh dunia terdapat 200 juta orang pengidap hepatitis B yang tidak
menampakkan gejala, tetapi merupakan sumber penularan bagi manusia sehat. Agarc
tubuh menjadi kebal diperlukan vaksinassi dasar mengenai dasar sebanyak tiga
kali vaksinassi hepatitis B. Mengenai jarak waktu pemberian vaksinasi dasar
tergantung dari jenis vaksinasi yang dipakai.
Ada dua
vaksin hepatitis B yaitu vaksin yang dibuat dari darah manusia yang telah kebal
Hepatitis B dan vaksin hepatitis yang dibuat dari perekayasaan sel ragi. Vaksin
hepatitis yang di buat dari darah manusia kebal hepatitis di suntikkan kepada
orang sehat sekali sebulan sebanyak tiga kali, sedangan vaksin hepatitis b yang
di rekayasa dari sel ragi diberi kepada penderita sebulan sekali sebanyak dua
kali, lalu suntikan ke tiga baru di beri
5 bulan kemudian.
Untuk
memperkuat kekbalan yang telah ada, perllu diberi vaksinasi penguat. Caranya
bermacam-macam ada vaksin yang perlu di ulang setahun kemudian satu kali, lalu
4 tahun kemudian diberi sekali lagi, selanjutnya setiap 5 tahun sekali. Ada
pula jenis vaksin yang perlu diberikan hanya setiap 5 tahun sekali saja.
Vaksinasi hepatitis B sebaiknya dilakukan sedini
mungkin. Bayi yang lahir dari ibu yang mengidap penyakit hpatitis B, harus di
vaksinasi hepatitis B segera setelah lahir, sedangkan bayi lainnya boleh diberi
setelah berumur sebulan.
Secara keseluruhan
tindakan pencegahan terhadap hepatitis adalah dengan memakai sarung tangan bila
berkontak dengan darah /cairan tubuh lainnya, dan harus hati-hati memasang
kembali tutup jarum suntik. Perhatikan cara pembuangan bahan-bahan terkontaminasi
dan pembersihan alat-alat dan permukaan
yang terkontaminasi. Bahan pemeriksaan untuk laboratorium harus diberi label
jelas bahwa bahan berasal dari pasien hepatitis. Perlu juga menjelaskan
pentingnya mencuci tangan kepada pasien, keluarga, dan lainnya.
J.
Penatalaksanaan
1.
Penatalaksanaan Keperawatan
a.
Istirahat sesuai kebutuhan
b.Pendidikan
mengenai menghindari pemakaian alkohol/obat lain
c.
Pendidikan mengenai cara
penularan kepada mitra sehubungan dan anggota keluarga
2.
Penatalaksanaan Medis
a.
Memberikan Gamma Globulin murni yang spesifik terhadap HAV/HBV pada
keluarga pasien hepatitis yang dapat memberikan imunitas pasif terhadap
infeksi, imunitas ini bersifat sementara.
b.
Tersedia vaksin untuk HBV, karena sifat virus yang sangat menular
dan berpotensi menyebabkan kematian, maka sangat dianjurkan bahwa semua
individu yang termasuk kelompok berisiko tinggi, termasuk pekerja kesehatan
atau orang-orang yang terpajan ke produk darah, divaksinasi. Yang juga
dianjurkan untuk divaksinasi adalah orang-orang yang beresiko terinfeksi virus
termasuk homosek atau heterosek yang aktif secara seksual, pecandu obat bius
dan bayi.
c.
Medikametosa
·
Kortikosteroid tidak diberikan bila mempercepat penurunan bilirubin
darah, kortikosreroid dapat digunakan pada kolestasis.
·
Yang berkepanjangan, dimana transaminase serum sudah kembali normal
tetapi bilirubin masih tinggi.
·
Berikan obat-obat yang bersifat melindungi hati.
·
Antibiotik jika diperlukan.
·
Antiemetik jika diperlukan.
d.
Vitamin K diberikan pada kasus dengan kecenderungan pendarahan.
K.
Pengobatan Penyakit Hepatitis
Ø Beristirahat.
Pasien hepatitis merasa letih dan sakit dan kurang bertenaga, sehingga sering
membutuhkan jeda waktu untuk istirahat.
Ø Mengatasi mual
dan muntah. Mual bisa membuat Anda sulit makan. Cobalah untuk membagi makanan
ke dalam beberapa porsi kecil dan menghabiskannya dalam sehari dibandingkan
dengan makan besar di satu waktu. Konsumsi lebih banyak makanan tinggi kalori
untuk mendapatkan cukup kalori. Misalnya, minum jus buah atau susu daripada
hanya air putih. Selain itu, dianjurkan untuk menerima cairan intravena untuk
mencegah dehidrasi akibat muntah. Pasien dengan mual dan/atau muntah parah
mungkin perlu dirawat inap untuk diobati dan mendapatkan cairan intravena.
Ø Mengistirahatkan
hati. Hati Anda mungkin kesulitan dalam menyerap obat-obatan dan alkohol.
Konsultasikan pada dokter sebelum menggunakan obat apapun, termasuk obat bebas.
Jangan minum alkohol selama terinfeksi hepatitis karena alkohol
merusak hati.
Ø Berhati-hati
dalam menggunakan obat-obatan atau
komponen yang memberikan efek negatif pada pasien dengan gangguan hati
(misalnya paracetamol, alkohol). Hati yang mengalami gangguan mungkin tidak
mampu untuk membersihkan obat secara normal, dan obat-obatan tersebut bisa
tetap berada dalam darah untuk waktu lama dan mencapai kadar yang beracun.
Selain itu, obat penenang dan “tranquilizer” harus dihindari karena keduanya
dapat memperparah efek gagal hati pada otak dan menyebabkan kelesuan dan koma.
Ø Berhenti minum
alkohol dan
merokok. Alkohol memperparah kerusakan hati pada hepatitis kronis, dan
membuatnya berkembang dengan lebih cepat menjadi sirosis. Merokok juga
bisa memperparah penyakit hati dan harus dihentikan.
Ø Hindari berhubungan seks
tanpa kondom. Oleh karena berbagai jenis aktivitas seksual
dapat menularkan infeksi ke pasangan Anda, hindari semua aktivitas seksual jika
Anda menderita hepatitis. Semua bentuk pengaman seperti kondom tidak memberikan
perlindungan yang memadai.
A. Kebanyakan
orang yang menderita hepatitis A dan E akan sembuh sendiri setelah beberapa
minggu.
B. Hepatitis
B diobati dengan obat antivirus, seperti lamivudine dan adefovir dipivoxil.
Hepatitis C diobati dengan kombinasi peginterferon dan ribovarin.
BAB III
ASUHAN
KEPERAWATAN PADA PASIEN HEPATITIS
A.
Pengkajian
1.
Biodata
a) Identitas
klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan, tanggal masuk
rumah sakit, tanggal pengkajian, No register, dan dignosa medis.
b) Identitas
orang tua yang terdiri dari : Nama Ayah dan Ibu, agama, alamat, pekerjaan,
penghasilan, umur, dan pendidikan terakhir.
c) Identitas saudara kandung meliputi : Nama, umur, jenis
kelamin, pendidikan, dan hubungan dengan klien.
2.
Keluhan
Utama
Keluhan
dapat berupa nafsu makan menurun,
muntah, lemah, sakit kepala, batuk, sakit perut kanan atas, demam dan kuning
3.
Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
Gejala
awal biasanya sakit kepala, lemah anoreksia, mual muntah, demam, nyeri perut
kanan atas
b) Riwayat Kesehatan Dahulu
Riwayat
kesehatan dahulu berkaitan dengan penyakit yang pernah diderita sebelumnya,
kecelakaan yang pernah dialami termasuk keracunan, prosedur operasi dan
perawatan rumah sakit serta perkembangan anak dibanding dengan
saudara-saudaranya.
c) Riwayat Kesehatan Keluarga
Berkaitan
erat dengan penyakit keturunan, riwayat penyakit menular khususnya berkaitan
dengan penyakit pencernaan.
4.
Data Dasar Pengkajian pada Pasien dengan Penyakit
Hepatitis
a) Aktifitas
1) Kelemahan
2) Kelelahan
3) Malaise
b) Sirkulasi
1) Bradikardi
( hiperbilirubin berat )
2) Ikterik pada sklera kulit, membran
mukosa
c) Eliminasi
1) Urine
gelap
2) Diare feses warna tanah liat
d) Makanan
dan Cairan
1) Anoreksia
2) Berat badan menurun
3) Mual dan muntah
4) Peningkatan oedema
5) Asites
e) Neurosensori
1) Peka
terhadap rangsang
2) Cenderung tidur
3) Letargi
4) Asteriksis
f) Nyeri
/ Kenyamanan
1) Kram
abdomen
2) Nyeri tekan pada kuadran kanan
3) Mialgia
4) Atralgia
5) Sakit kepala
6) Gatal ( pruritus )
g) Keamanan
1) Demam
2) Urtikaria
3) Lesi makulopopuler
4) Eritema
5) Splenomegali
6) Pembesaran nodus servikal posterior
h) Seksualitas
Pola hidup / perilaku
meningkat resiko terpajan
B.
Diagnosa Keperawatan
Beberapa masalah keperawatan yang mungkin muncul pada
penderita hepatitis :
1. Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan tidak
nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan
makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia,
mual dan muntah.
2. Gangguan
rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami
inflamasi hati dan bendungan vena porta.
3. Hypertermi berhubungan dengan invasi
agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi hepar.
4. Keletihan berhubungan dengan proses
inflamasi kronis sekunder terhadap hepatitis
5. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit
dan jaringan berhubungan dengan pruritus sekunder terhadap akumulasi pigmen
bilirubin dalam garam empedu.
6. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan
pengumpulan cairan intraabdomen, asites penurunan ekspansi paru dan akumulasi
secret
7. Risiko tinggi terhadap transmisi
infeksi berhubungan dengan sifat menular dari agent virus
C.
Intervensi
dan Rasional
1. Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan tidak
nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan
makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia,
mual dan muntah.
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24
jam nutrisi pasien terpennuhi.
Kriteria hasil : Menunjukkan
peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan nilai laboratorium normal dan
bebas dari tanda-tanda mal nutrisi.
No
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
|
Ajarkan
dan bantu klien untuk istirahat sebelum makan
|
Keletihan berlanjut menurunkan
keinginan untuk makan
|
2.
|
Awasi
pemasukan diet/jumlah kalori, tawarkan makan sedikit tapi sering dan tawarkan
pagi paling sering
|
adanya pembesaran hepar dapat menekan
saluran gastro intestinal dan menurunkan kapasitasnya.
|
3.
|
Pertahankan
hygiene mulut yang baik sebelum makan dan sesudah makan
|
akumulasi partikel makanan di mulut
dapat menambah baru dan rasa tak sedap yang menurunkan nafsu makan.
|
4.
|
Anjurkan
makan pada posisi duduk tegak
|
menurunkan rasa penuh pada abdomen dan
dapat meningkatkan pemasukan
|
5.
|
Berikan
diit tinggi kalori, rendah lemak
|
glukosa dalam karbohidrat cukup
efektif untuk pemenuhan energi, sedangkan lemak sulit untuk
diserap/dimetabolisme sehingga akan membebani hepar.
|
2. Gangguan
rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami
inflamasi hati dan bendungan vena porta.
Tujuan : setelah diberikan asuhan
keperawatan selama 24 jam nyeri pasien berkurang atau teratasi.
Kriteria hasil : Menunjukkan
tanda-tanda nyeri fisik dan perilaku dalam nyeri (tidak meringis kesakitan,
menangis intensitas dan lokasinya)
No.
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
|
Kolaborasi
dengan individu untuk menentukan metode yang dapat digunakan untuk intensitas
nyeri
|
nyeri yang berhubungan dengan
hepatitis sangat tidak nyaman, oleh karena terdapat peregangan secara kapsula
hati, melalui pendekatan kepada individu yang mengalami perubahan kenyamanan
nyeri diharapkan lebih efektif mengurangi nyeri.
|
2.
|
Tunjukkan
pada klien penerimaan tentang respon klien terhadap nyeri
|
klienlah yang harus mencoba meyakinkan
pemberi pelayanan kesehatan bahwa ia mengalami nyeri
|
3.
|
Berikan informasi akurat dan jelaskan penyebab nyeri, tunjukkan berapa
lama nyeri akan berakhir, bila diketahui
|
klien yang disiapkan untuk mengalami
nyeri melalui penjelasan nyeri yang sesungguhnya akan dirasakan (cenderung
lebih tenang dibanding klien yang penjelasan kurang/tidak terdapat
penjelasan)
|
4.
|
Bahas dengan dokter
penggunaan analgetik yang tak mengandung efek hepatotoksi
|
kemungkinan nyeri sudah tak bisa
dibatasi dengan teknik untuk mengurangi nyeri.
|
3. Hypertermi berhubungan dengan invasi agent
dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi hepar.
Tujuan : setelah diberikan asuhan
keperawatan selama 24 jam suhu badan pasien normal
Kriteria hasil : Tidak terjadi
peningkatan suhu
No.
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
|
Monitor tanda vital : suhu badan
|
sebagai indikator untuk mengetahui
status hypertermi
|
2.
|
Ajarkan klien pentingnya
mempertahankan cairan yang adekuat (sedikitnya 2000 l/hari) untuk mencegah
dehidrasi, misalnya sari buah 2,5-3 liter/hari.
|
dalam kondisi demam terjadi
peningkatan evaporasi yang memicu timbulnya dehidrasi
|
3.
|
Berikan kompres hangat pada lipatan
ketiak dan femur
|
menghambat pusat simpatis di
hipotalamus sehingga terjadi vasodilatasi kulit dengan merangsang kelenjar
keringat untuk mengurangi panas tubuh melalui penguapan
|
4.
|
Anjurkan klien untuk memakai pakaian
yang menyerap keringat
|
kondisi kulit yang mengalami lembab
memicu timbulnya pertumbuhan jamur. Juga akan mengurangi kenyamanan klien,
mencegah timbulnya ruam kulit.
|
4. Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi
kronis sekunder terhadap hepatitis
Tujuan : setelah diberikan asuhan
keperawatan selama 24 jam keletihan pasien berkurang
Kriteria hasil : tidak terjadi
keletihan
No.
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
|
Jelaskan
sebab-sebab keletihan individu
|
dengan penjelasan sebab-sebab
keletihan maka keadaan klien cenderung lebih tenang
|
2.
|
Sarankan
klien untuk tirah baring
|
tirah baring akan meminimalkan energi
yang dikeluarkan sehingga metabolisme dapat digunakan untuk penyembuhan
penyakit.
|
3.
|
Bantu
individu untuk mengidentifikasi kekuatan-kekuatan, kemampuan-kemampuan
|
memungkinkan klien dapat
memprioritaskan kegiatan-kegiatan yang sangat penting dan meminimalkan
pengeluaran energi untuk kegiatan yang kurang penting
|
4.
|
Analisa
bersama-sama tingkat keletihan selama 24 jam meliputi waktu puncak energi,
waktu kelelahan, aktivitas yang berhubungan dengan keletihan
|
keletihan dapat segera diminimalkan
dengan mengurangi kegiatan yang dapat menimbulkan keletihan
|
5.
|
Bantu
untuk belajar tentang keterampilan koping yang efektif (bersikap asertif,
teknik relaksasi)
|
untuk mengurangi keletihan baik fisik
maupun psikologis
|
5.
Resiko
tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan pruritus
sekunder terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu.
Tujuan : setelah diberikan asuhan
keperawatan selama 24 jam tidak terjadi kerusakan intergritas kulit dan
jaringan.
Kriteria hasil : Jaringan kulit
utuh, penurunan pruritus.
No.
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
|
Pertahankan
kebersihan tanpa menyebabkan kulit kering
|
kekeringan
meningkatkan sensitifitas kulit dengan merangsang ujung syaraf
|
2.
|
Cegah
penghangatan yang berlebihan dengan pertahankan suhu ruangan dingin dan
kelembaban rendah, hindari pakaian terlalu tebal
|
penghangatan yang berlebih menambah
pruritus dengan meningkatkan sensitivitas melalui vasodilatasi
|
3.
|
Anjurkan
tidak menggaruk, instruksikan klien untuk memberikan tekanan kuat pada area
pruritus untuk tujuan menggaruk
|
penggantian merangsang pelepasan
hidtamin, menghasilkan lebih banyak pruritus
|
4.
|
Pertahankan
kelembaban ruangan pada 30%-40% dan dingin
|
pendinginan akan menurunkan
vasodilatasi dan kelembaban kekeringan
|
6. Pola
nafas tidak efektif berhubungan dengan pengumpulan cairan intraabdomen, asites
penurunan ekspansi paru dan akumulasi sekret.
Tujuan : setelah diberikan asuhan
keperawatan selama 24 jam pasien tidak mengalami gangguan pola nafas.
Kriteria hasil : Pola nafas adekuat
No.
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
|
Awasi
frekwensi , kedalaman dan upaya pernafasan
|
pernafasan dangkal/cepat kemungkinan
terdapat hipoksia atau akumulasi cairan dalam abdomen
|
2.
|
Auskultasi
bunyi nafas tambahan
|
kemungkinan menunjukkan adanya
akumulasi cairan
|
3.
|
Berikan
posisi semi fowler
|
memudahkan pernafasan dengan
menurunkan tekanan pada diafragma dan meminimalkan ukuran sekret
|
4.
|
Berikan
latihan nafas dalam dan batuk efektif
|
membantu ekspansi paru dan
mengeluarkan secret
|
5.
|
Berikan
oksigen sesuai kebutuhan
|
mungkin perlu untuk mencegah hipoksia
|
7. Risiko
tinggi
terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular dari agent
virus.
Tujuan : setelah diberikan asuhan
keperawatan selama 24 jam tidak terjadi infeksi pada pasien.
Kriteria hasil : Tidak menunjukkan
tanda-tanda infeksi.
No.
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
|
Gunakan kewaspadaan umum terhadap
substansi tubuh yang tepat untuk menangani semua cairan tubuh
a. Cuci
tangan sebelum dan sesudah kontak dengan semua klien atau spesimen
|
pencegahan
tersebut dapat memutuskan metode transmisi virus hepatitis
|
2.
|
Gunakan teknik
pembuangan sampah infeksius, linen dan cairan tubuh dengan tepat untuk
membersihkan peralatan-peralatan dan permukaan yang terkontaminasi
|
teknik ini
membantu melindungi orang lain dari kontak dengan materi infeksius dan
mencegah transmisi penyakit
|
3.
|
Jelaskan
pentingnya mencuci tangan dengan sering pada klien, keluarga dan pengunjung
lain dan petugas pelayanan kesehatan.
|
mencuci tangan menghilangkan organisme
yang merusak rantai transmisi infeksi
|
4.
|
Rujuk ke petugas pengontrol infeksi
untuk evaluasi departemen kesehatan yang tepat
|
rujukan tersebut perlu untuk
mengidentifikasikan sumber pemajanan dan kemungkinan orang lain terinfeksi
|
D.
Implementasi
1. Diagnosa
1:
a) Mengajarkan dan bantu klien untuk
istirahat sebelum makan Memberikan snack atau makanan yang mengundang selera pasien
b) Mengawasi pemasukan diet/jumlah kalori,
tawarkan makan sedikit tapi sering dan tawarkan pagi paling sering
c) Mempertahankan hygiene mulut yang baik
sebelum makan dan sesudah makan
d) Menganjurkan makan pada posisi duduk
tegak
e) Memberikan diit tinggi kalori, rendah
lemak
2. Diagnosa
2:
a) Menunjukkan pada klien penerimaan
tentang respon klien terhadap nyeri
b) Memberikan informasi dari penyebab nyeri
c) Membahas dengan dokter penggunaan
analgetik yang tak mengandung efek hepatotoksi
d) Berkolaborasi dengan individu untuk
menentukan metode yang dapat digunakan untuk intensitas nyeri
3. Diagnosa
3 :
a) Memonitor tanda vital : suhu badan
b) Mengajarkan klien pentingnya
mempertahankan cairan yang adekuat (sedikitnya 2000 l/hari) untuk mencegah
dehidrasi, misalnya sari buah 2,5-3 liter/hari.
c) Memberikan kompres hangat pada lipatan
ketiak dan femur
d) Menganjurkan klien untuk memakai pakaian
yang menyerap keringat
4. Diagnosa 4 :
a) Menjelaskan sebab-sebab keletihan
individu
b) Menyarankan klien untuk tirah baring
c) Membantu individu untuk mengidentifikasi
kekuatan-kekuatan, kemampuan-kemampuan dan minat-minat
d) Menganalisa bersama-sama tingkat
keletihan selama 24 jam meliputi waktu puncak energi, waktu kelelahan,
aktivitas yang berhubungan dengan keletihan
e) Membantu untuk belajar tentang
keterampilan koping yang efektif (bersikap asertif, teknik relaksasi)
5. Diagnosa 5 :
a) Mempertahankan kebersihan tanpa
menyebabkan kulit kering
b) Mencegah penghangatan yang berlebihan
dengan pertahankan suhu ruangan dingin dan kelembaban rendah, hindari pakaian
terlalu tebal
c) Menganjurkan tidak menggaruk,
instruksikan klien untuk memberikan tekanan kuat pada area pruritus untuk
tujuan menggaruk
d) Mempertahankan kelembaban ruangan pada
30%-40% dan dingin
6. Diagnosa 6 :
a) Mengawasi frekwensi , kedalaman dan
upaya pernafasan
b) Mengauskultasi bunyi nafas tambahan
c) Memberikan posisi semi fowler
d) Memberikan latihan nafas dalam dan batuk
efektif
e) Memberikan oksigen sesuai kebutuhan
7. Diagnosa 7 :
a) Menggunakan kewaspadaan umum terhadap
substansi tubuh yang tepat untuk menangani semua cairan tubuh
b) Menggunakan teknik
pembuangan sampah infeksius, linen dan cairan tubuh dengan tepat untuk
membersihkan peralatan-peralatan dan permukaan yang terkontaminasi
c) Menjelaskan
pentingnya mencuci tangan dengan sering pada klien, keluarga dan pengunjung
lain dan petugas pelayanan kesehatan.
d) Merujuk ke petugas pengontrol infeksi
untuk evaluasi departemen kesehatan yang tepat
E.
Evaluasi
1. Menunjukkan
peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan nilai laboratorium normal dan
bebas dari tanda-tanda mal nutrisi.
2. Menunjukkan
tanda-tanda nyeri fisik dan perilaku dalam nyeri (tidak meringis kesakitan,
menangis intensitas dan lokasinya)
3. Tidak
terjadi peningkatan suhu
4. Tidak
terjadi keletihan
5. Jaringan kulit utuh, penurunan pruritus.
6. Pola nafas adekuat
7. Tidak
menunjukkan tanda-tanda infeksi.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Hepatitis merupakan penyakit yang
disebabkan oleh virus menyebakan peradangan pada hati.
2. Hepatitis selain disebakan oleh virus
disebabkan juga alcohol dan juga obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Hepatitis
pada anak-anak sebagian besar disebabkan oleh bahan-bahan kimia yang terkandung
dalam snack. Selain itu juga anak-anak kurang memperhatikan akan kebersihan
sehingga memudahkan virus untuk masuk ke dalam tubuh.
3. Semua hepatitis Virus mempunyai gejala yang hampir sama, sehingga
secara klinis hampir tidak mungkin dibedakan satu sama lain.
4. Terdapat
tiga stadium pada semua jenis hepatitis yaitu :
a.
Stadium
prodromal
b. Stadium ikterus
c.
Stadium
pemulihan
5. Pencegahan terhadap hepatitis virus ini
adalah sangat penting karena sampai saat
ini belum ada obat yang dapat membunuh
virus, sehingga satu-satunya jalan untuk
mencegah hepatitis virus adalah dengan vaksinasi.
B.
Saran
Orang tua harus memberikan perhatian khusus pada
anak dalam pemilihan makanan serta memberikan pendidikan akan pentingnya
kebersihan agar tidak terkena virus yag dapat menyebabkan penyakit hepatitis.
Pada bayi sebaiknya ibu memberikan imunisasi secara tepat waktu untuk mencegah
terjadinya hepatitis.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito Lynda Jual, 1999, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, EGC, Jakarta.
Price, Sylvia
Anderson, Wilson, Lorraine Mc Carty, 1995, Patofisiologi Konsep Klinis
Proses-proses Penyakit, EGC, Jakarta.
Reeves,
Charlene, et al,
Keperawatan Medikal Bedah, Alih bahasa Joko Setiyono, Edisi I,
jakarta,
Salemba Medika.
Hincliff, Luri.
2002. Kamus Keperawatan Medikal Bedah Jakarta: EGC.
Smeltzer,
suzanna C, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner dan
Suddart. Alih bahasa Agung Waluyo, Edisi 8, jakarta, EGC, 2001.
Dokumen.tip.com.
Asuhan Keperawatan Hepatitis. Diakses tanggal 21 September 2016





0 komentar: